BLEDUG KUWU

Bledug Kuwu merupakan objek wisata yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan (Purwodadi). Bledug Kuwu adalah letupan-letupan lumpur yang airnya mengandung air garam dan itu berlangsung terus menerus sehingga menimbulkan pemandangan alam yang sangat menakjubkan.
Sejarahnya yaitu dahulu di kerajaan Medang Kamulan dikuasai oleh seorang raja bernama Prabu Dewata Cengkar. Dia adalah sosok raja yang sombong, serakah dan ditakuti. Ia juga dikenal sebagai raja yang tidak bisa mati, sehingga tidak pernah kalah kala bertarung melawan musuh-musuhnya. Ia juga sering menarik upeti kepada rakyat semaunya. Jika ada yang membangkang, langsung dibunuh olehnya.
Apabila ada prajurit yang tidak taat, langsung dipecat bahkan hingga dihukum mati. Dewata Cengkar mempunyai ritual memakan daging manusia. Karena pada saat itu juru masak kerajaan tanpa sengaja jarinya terpotong dan masuk masuk kedalam masakan tersebut, pada saat raja Dewata Cengkar memakan masakan itu dia merasakan masakan tersebut sangat lezat sekali, dan dari situlah awal raja Dewata Cengkar menginginkan daging manusia. Kesaktian raja Dewata Cengkar tidak dapat dikalahkan bahkan dia tidak dapat dibunuh oleh siapapun. Namun akhirnya datanglah seorang tokoh ksatria dari negeri Tibet bernama Aji Saka. Di tangan Aji Saka lah Dewata Cengkar kuwalahan soal kadigdayan. Terjadi pertarungan hingga akhirnya Dewata Cengkar kalah. Meski demikian, pertarungan itu tidak menyebabkan raja tersebut terbunuh, dia hanya kalah bertarung. Dewata Cengkar kemudian melarikan diri ke laut selatan dan malih rupa menjadi bajul putih atau buaya putih. Aji Saka kemudian mengutus anaknya bernama Jaka Linglung, untuk mengejarnya ke laut selatan.
Jaka Linglung merupakan sosok lelaki yang sakti madraguna, tetapi ia memiliki fisik sesosok ular naga besar, Aji Saka akan mengakui Jaka Linglung sebagai anaknya apabila Jaka Linglung dapat mengalahkan Dewata Cengkar dilaut selatan. Aji Saka berpesan agar berangkat melalui darat dan pulangnya harus melalui perut bumi.
Bajul Putih pun akhirnya berhasil dibunuh oleh Jaka Linglung dalam pertarungan di laut selatan. Jaka pun kemudian pulang sebagaimana pesan ayahnya, yakni melalui jalur bawah tanah. Begitu keluar pertama dia berada diDesa Jono sampai sekarang Desa tersebut dinamakan Desa Garam Jono. Kedua keluar diCrewek Jaka Linglung hampir menangis yang dalam bahasa jawanya disebut mewak mewek sehingga dinamakan Desa Crewek. Ketiga dia melanjutkan perjalanan keluar diDesa Banjar karena dia membanjarkan badannya sehingga disebut Desa Banjar. Terakhir dia keluar diDesa Kuwu yang sekarang dinamakan dengan Bledug Kuwu. Setelah itu Jaka Linglung diakui sebagai anak dari Aji Saka. Karena kenakalan Jaka Linglung yang suka memakan ayam warga, sehingga dia dihukum oleh Aji Saka untuk melakukan Tapa dimana dalam Tapa itu Aji Saka memerintah Jaka Linglung untuk membuka lebar mulutnya. Apabila ada makanan masuk barulah dia memakannya. Pada suatu hari dan saat turun hujan ada 10 orang anak yang menggembala dari 10 anak itu ada satu yang buruk rupa dan kudisan karena hujan merekapun berteduh didalam mulut Jaka Linglung tetapi satu anak yang buruk rupa dan kudisan itu tidak boleh masuk oleh 9 temannya, akhirnya 9 anak itu menjadi makanan Jaka Linglung yang sekarang tempatnya dinamakan Kesongo.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENDANG COYO

AIR TERJUN WIDURI